Seringkali terjadi salah pengertian atau salah persepsi
pada saat membahas tentang memori. Pengertian beberapa orang bahwa memori
adalah ‘komponen’ yang berbentuk segi empat dengan beberapa pin di bawahnya.
Komponen tersebut dinamakan memory module. Padahal pengertian sebenarnya
memori itu adalah suatu penamaan konsep yang bisa menyimpan data dan program. Kemudian
ditambah dengan kata internal, yang dimaksud adalah bahwa memori terpasang
langsung pada motherboard. Dengan demikian, pengertian memory internal
sesungguhnya itu dapat berupa :
- First-Level (L1) Cache
- Second-Level (L2) Cache
- Memory Module
Akan tetapi pengelompokan dari
memory internal juga terbagi atas :
- RAM (Random Access Memory) dan
- ROM (Read Only Memory)
Penjelasan
dari masing-masing pengertian diatas adalah sebagai berikut :
1. First Level (L1) Cache
Memory yang bernama
L1 Cache ini adalah memori yang terletak paling dekat dengan prosessor (lebih
spesifik lagi dekat dengan blok CU (Control Unit)). Penempatan Cache di prosessor dikembangkan
sejak PC i486. Memori di tingkat ini memiliki kapasitas yang paling kecil
(hanya 16 KB), tetapi memiliki kecepatan akses dalam hitungan nanodetik
(sepermilyar detik). Data yang berada di memori ini adalah data yang paling
penting dan paling sering diakses. Biasanya data di sini adalah data yang telah
diatur melalui OS (Operating system) menjadi Prioritas Tertinggi (High
Priority).
2.
Second-Level
(L2) Cache
Memori L2 Cache ini
terletak di Motherboard (lebih spesifik lagi : modul COAST : Cache On a Stick.
Bentuk khusus dari L2 yang mirip seperti Memory Module yang dapat diganti-ganti
tergantung motherboardnya). Akan tetapi ada juga yang terintegrasi langsung
dengan MotherBoard, atau juga ada yang terintegrasi dengan Processor Module. Di
L2 Cache ini, kapasitasnya lebih besar dari pada L1 Cache. Ukurannya berkisar
antara 256 KB-2 MB. Biasanya L2 Cache yang lebih besar diperlukan di
MotherBoard untuk Server. Kecepatan akses sekitar 10 ns.
3.
Memory Module
Memory Module ini
memiliki kapasitas yang berkisar antara 4 MB-512 MB. Kecepatan aksesnya ada
yang berbeda-beda. Ada yang berkecepatan 80 ns, 60 ns, 66 MHz (=15 ns), 100
MHz(=10ns), dan sekarang ini telah dikembangkan PC133mhZ(=7.5 ns).
Memory Module dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Single In-Line Memory Module
Single pada SIMM ini
dimaksudkan dalam penomoran pin. Pada penampakan fisiknya, pin dan pin yang
berada tepat dibaliknya memiliki nomor yang sama. Artinya kedua pin itu sekuens
proses yang sama. SIMM yang pertama kali dibuat dalam modul 8 bit. Hal ini
dimaksudkan untuk penyelarasan lebar data dari processor itu sendiri. SIMM
generasi pertama ini diperuntukkan PC generasi sebelum 80286. Sebagai catatan,
Processor generasi 8086 dan teman-temannya, hanya memiliki lebar data untuk
floating point (representasi internal dari sebuah processor yang menganggap
semua bilangan yang diterima oleh bagian input ALU dan/atau COU menjadi
bilangan biner tak bertanda (unsigned binary representation). Bila bilangan
yang diubah ke biner memiliki lebih dari 8 digit bilangan, maka perhitungan
akan dilakukan dengan 8 digit terakhir dan terus dilakukan berulang-ulang
hingga perhitungan sesuai dengan bilangan semula sebesar 8 bit.
Perkembangan
processor juga turut mendorong perkembangan SIMM. Pada processor 32 bit
(generasi Pentium), ketergantungan pada L2-Cache sangat tinggi. Tentunya
membutuhkan memori 32 bit juga agar tidak terjadi bottle-neck. Pada modul
32-bit ini biasanya ditemukan 2,4, atau 8 chip di salah satu sisinya (dari
penampakan fisik SIMM). Jadi dalam 1 keping memori modul yang terdiri dari 8
chip, akan bernilai 32 MB. Perhitungannya
adalah sebagai berikut : 8 chip x [32 bit/sel x 524288 sel]/8 bit/MB = 32 MB. SIMM
ini dapat digabungkan dengan sesama SIMM sendiri. Meskipun kecepatan akses data
yang berbeda dan/atau merek yang berbeda pula. Akan tetapi, SIMM tidak bisa
digabungkan dengan DIMM. Hal ini karena akan terjadi ‘kebingungan’ Motherboard
untuk menginisialisasi akses ke memori mana.
SIMM juga dikelompokkan berdasarkan jumlah pin.
- 30 pins
o Pertama
kali dibuat dalam modul 8 FPM (Fast Page Mode) yang
emmiliki kecepatan 80 ns.
o Maksimal
Bandwidth (lebar jalur data ) : 176 MB/sec.
- 72 pins
o FPM yang
berkecepatan 70 ns.
o EDO
(Extended Data Output) yang berkecepatan 60ns, maksimal
Bandwidth 264 MB/sec
Tips memasang SIMM
- Berapa jumlah soket SIMM (berwarna putih dengan kunci kaki dari logam berwarna perak) yang belum terisi. Hal ini mempengaruhi jumlah Memory Bank yang ada, serta tata cara pengisiannya. (Untuk beberapa motherboard yang kuno).
- Jenis SIMM yang akan dipasang (soket SIMM hanya mendukung jenis FPM dan EDO).
- Keberadaan soket DIMM (berwarna gelap dengan kunci kaki dari plastik berwarna putih). Jika ada soket DIMM lebih baik “buang” SIMM dan gantilah dengan DIMM, karena kinerja DIMM lebih baik dari SIMM. Bila tidak di”buang”, maka akan terjadi bottle-neck kinerja memori, walaupun MotherBoard tidak menunjukkan gejala suatu kesalahan.
2. DIMM (Dual In-Line Memory Module
Dual berarti kedua
sisi dari penampakan fisik ini menunjukkan bahwa dua buah sisi menjalankan
sekuens proses masing-masing, namun masih mendukung satu proses utama yang
sama. Meskipun processor 64-bit masih terlalu jarang untuk kalangan PC, memori telah
mengembangkan jalan-nya terlebih dahulu. DIMM sekarang ini telah memiliki lebar
data 64 bit.
Tentang Socket Memory SIMM dan DIMM
Tipe socket yang ada
umumnya adalah SIMM dan DIMM. Socket SIMM memiliki 30 atau 72 pin. Socket SIMM
mendukung memori jenis FPM (Fast Page Mode) dan EDO (Extended Data Out),
sedangkan socket DIMM 168 pin mendukung SDRAM (Synchronous Dynamic RAM).
Chipset buatan Intel yang mendukung SDRAM adalah 430VX, 430TX, 440LX, 440BX,
dan 440GX. SDRAM membutuhkan tegangan 3.3 volt untuk bekerja pada motherboard
terdapat jumper untuk memilih tegangan DIMM, jika kita memasang SDRAM pada DIMM
pastikan tegangan 3.3 volt yang kita pilih.
Langkah memasang SIMM :
Tentukan pin 1 pada memori dan
pin 1 pada socket SIMM dan pasangkan.
Masukkan memori dari salah satu sisi socket dengan posisi
miring lalu dorong memori sehingga terpasang
tegak dan terkunci.
Langkah melepas SIMM :
Tekan pengunci di pinggir socket
ke arah luar.
Dorong memori dan lepaskan.
Langkah memasang DIMM :
Menekan memori ke arah bawah
sampai pengunci terpasang pada
memori.
Langkah melepas DIMM :
Membuka pengunci ke arah luar
dan mengangkat memori.
A. RAM
(Random Access Memory)
Kelompok memori yang
diberi nama Random Access Memory ini memiliki karakteristik yang sesuai dengan
namanya. Dalam pengaksesan data yang tersimpan dalam memori dilakukan dengan
cara acak (random) bukand engan cara terurut (sequential) seperti pada
streamer. Hal ini berarti untuk mengakses elemen memori yang terletak dimanapun
di dalam modul ini, akan diakses dalam waktu yang sama.
Berdasarkan bahan pembuatannya, RAM dikelompokkan dalam dua
bagian
utama, yaitu :
(a) static RAM dan
(b) dynamic RAM.
a. Static
RAM
Secara internal,
setiap sel yang menyimpan n bit data memiliki 4 buah transistor yang menyusun
beberapa buah rangkaian Flip-flop. Dengan karakteristik rangkaian Flip-flop
ini, data yang disimpan hanyalah berupa Hidup (High state) dan Mati (Low State)
yang ditentukan oleh keadaan suatu transistor. Kecepatannya dibandingkan dengan
Dynamic RAM tentu saja lebih tinggi karena tidak diperlukan sinyal refresh
untuk mempertahankan isi memory.
b. Dynamic
RAM
Secara internal,
setiap sel yang menyimpan 1 bit data memiliki 1 buah transistor dan 1 buah
kondensator. Kondensator ini yang menjaga tegangan agar tetap mengaliri
transistor sehingga tetap dapat menyimpan data. Oleh karena penjagaan arus itu
harus dilakukan setiap beberapa saat (yang disebut refreshing) maka proses ini
memakan waktu yang lebih banyak daripada kinerja Static RAM. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya,
modul memori berkembang beriringan dengan perkembangan processor. Jenis DRAM
ini juga mengalami perkembangan.
1. Jenis-jenis
RAM
- Synchronous DRAM (SDRAM) dikenal sebagai SIMM SDRAM hanyalah memperbaiki kecepatan akses data yang tersimpan. Dengan proses sinkronisasi kecepatan modul ini dengan Frekuensi Sistem Bus pada prosessor diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya. Modul EDO RAM dapat dibawa ke kecepatan tertingginya di FSB maksimum 75 MHz, sedangkan SDRAM dapat dibawa ke kecepatan 100 MHz pada sistem yang sama. SDRAM berikut ini juga dikembangkan lebih jauh :
o PC100
RAM
SDRAM yang dikembangkan untuk
sistem bus 100 MHz
o PC133
RAM
SDRAM yang dikembangkan untuk
sistem bus 133 MHz
o ECC RAM
SDRAM yang
dikembangkan untuk kebutuhan server yang memiliki kinerja yang berat. Jenis
SDRAM ini dapat mencari kerusakan data pada sel memori yang bersangkutan dan
langsung dapat memperbaikinya. Akan tetapi, batasan dari SDRAM jenis ini
adalah, sel data yang dapat diperbaiki hanya satu buah sel saja dalam satu
waktu pemrosesan data.
- Burst EDO RAM (BEDO RAM) adalah jenis EDO yang memiliki kemampuan Bursting. Kinerja yang telah digenjot bisa 100% lebih tinggi dari FPM, 33% dari EDO RAM. Semula dikembangkan untuk menggantikan SDRAM, tetapi karena prosesnya yang asinkron, dan hanya terbatas sampai 66 MHz, praktis BEDO RAM ditinggalkan.
- Rambus DRAM (RDRAM) dikembangkan oleh RAMBUS Inc. Pengembangan ini menjadi polemik karena Intel@ berusaha memperkenalkan PC133 MHz. RDRAM ini memiliki jalur data yang sempit (8 bit) tapi kinerjanya tidak dapat diungguli oleh DRAM jenis lain yang jalur datanya lebih lebar dari RDRAM yiatu 16 bit atau bahkan 32 bit. Hal ini karena RDRAM ini memiliki Memory Controller yang dipercanggih. Tentunya hanya Motherboard yang mendukung RAMBUS saja yang bisa memakai DRAM ini, seperti MotherBoard untuk AMD K7 Athlon. Akan tetapi, RAM jenis ini dipakai oleh 3dfx, Inc,. untuk mempercepat proses penggambaran obyek 3 dimensi yang penuh oleh poligon. Contoh produk yang memakainya adalah 3dfx seri Voodoo4.
2. Kecepatan
dan Bandwidth Maksimal
Kecepatan RAM diukur
dalam ns (nanoseconds). Makin kecil ns semakin cepat RAM. Dulu kecepatan RAM
sekitar 120, 100, dan 80 ns. Sekarang sekitar 15, 10, sampai 8 ns. Kecepatan
RAM sangat berkaitan erat dengan system bus, apakah system bus efektif atau
tidak untuk menggunakan RAM yang cepat. Berikut ini tabel yang menggambarkan
hubungan clock speed dalam system bus dengan kecepatan RAM yang diperlukan.
Clock
Speed
|
Time
per clock tick
|
20 MHz
|
50 ns
|
25 MHz
|
40 ns
|
33 MHz
|
30 ns
|
50 MHz
|
20 ns
|
66 MHz
|
15 ns
|
100 MHz
|
10 ns
|
133 MHz
|
6 ns
|
B. ROM (Read Only Memory)
Kelompok memori yang
bernama Read Only Memory ini juga memiliki karakteristik yang sesuai dengan
namanya. Data yang ada di dalam ROM ini adalah data yang telah dimasukkan oleh
pembuatnya. Data yang telah terkandung di dalamnya tidak dapat diubah-ubah lagi
melalui proses yang normal, dan hanya dapat dibaca saja. Ada bagian data di ROM
ini dipergunakan untuk identitas dari komputer itu sendiri. Hal ini tersimpan
dalam BIOS (Basic Input Output Systems). Ada juga data yang terkandung dalam
modul ini yang pertama kali diakses oleh sebuah
komputer ketika dinyalakan. Urutan-urutan yang terkandung di dalam modul
ini dan yang diakses pertama kali ketika komputer dihidupkan diberi nama
BOOTSTRAP. Dalam proses BootStrap ini, dilakukan beberapa instruksi seperti pengecekan
komponen internal pendukung kerja minimal suatu sistem komputer, seperti
memeriksa ALU, CU, BUS pendukung dari MotherBoard dan Prosessor, memeriksa BIOS
utama, memeriksa BIOS kartu grafik, memeriksa keadaan Memory Module, memeriksa
keberadaan Secondary Storage yang dapat berupa Floopy Disk, Hard Disk, ataupun
CD-ROM Drive, kemudian baru memeriksa daerah MBR (Master Boot Record) dari
media penyimpanan yang ditunjuk oleh BIOS (dalam proses Boot Sequence).
1. Jenis-jenis
ROM
a. PROM
(Programable ROM)
ROM ini memberikan
kesempatan bagi pemakai untuk mengubah data yang tersimpan secara default.
Sebuah alat yang bernama PROM programmer bertugas “membakar” (burning in) chip
ini. Dengan arus listrik yang kuat lokasi bit akan terbakar dan menunjukkan sebuah nilai (0 atau
1). Setelah melalui proses burning-in, PROM ini tidak dapat lagi diubah-ubah
isinya.
b.
EPROM (Erasable Programable ROM)
Chip ini adalah
perkembangan dari PROM. Hanya saja, EPROM ini dapat dihapus isi yang terdahulu
dengan menggunakan sinar ultraviolet. Sinar tersebut melewati celah di kumpulan
chip. Dengan demikian, muatan yang tersimpan dapat terlepas. Dengan kata lain,
EPROM dapat dihapus dengan sinar Ultraviolet dan diprogram ulang secara
elektrik.
c.
EEPROM (Electrically Erasable
Programable ROM)
Chip ini tidak jauh
berbeda dengan EPROM, tetapi EEPROM datanya dapat dihapus tanpa menggunakan
sinar ultraviolet. Cukup gunakan pulsa listrik (electrical pulses). Jenis ROM
seperti PROM, EPROM dan EEPROM tergolong ke memori stabil (nonvolatile
memories). Artinya, ketiga jenis memori ROM ini akan tetap menyimpan datanya
walaupun ketika tidak dialiri oleh arus listrik. Pada perkembangannya, chip
EEPROM telah digunakan untuk BIOS dari sebuah MotherBoard. Dengan menggunakan
teknik “flash”, isi dari BIOS pun dapat dibuat lebih baru (update). Akan
tetapi, bahaya dari flashable BIOS adalah semua orang dapat mengubah isinya,
termasuk juga virus. Jika telah diubah oleh virus, maka motherboard komputer
yang dipakai itu tidak akan bisa dipakai kembali.
C. BIOS
(Basic Input Output Systems)
Berikut ini akan
dibahas secara mendetail setiap bagian dari BIOS, optimasi yang bisa dilakukan
untuk BIOS, pengujian kecepatan komputer serta Upgrade terhadap BIOS.
a. Eksplorasi
BIOS
v Standart BIOS Setup
Date
Untuk men-setting tanggal yang
sesuai untuk real time clock
Time
Untuk men-setting
waktu yang tepat untuk real time clock. Sebuah real time clock salah disettings
dapat menimbulkan masalah, misalnya jika real time clock diminta oleh sebuah
online-banking-software sebagai kriteria suatu kewajaran. Selain itu apabila
anda ingin mengetahui apakah BIOS anda dapat mengatasi masalah tahun 2000 (Y2K)
yang telah dikenal, maka settinglah tanggalnya menjadi tanggal 31.12.1999 dan
jamnya menjadi 23:57. Simpanlah setting tersebut dan kemudian matikan
komputernya. Setelah lima menit berlalu anda dapat menstartup komputer itu
kembali dan memeriksa tanggalnya dengan bantuan perintah date yang ada dalam
DOS-mode. Jika yang sekarang tercantum adalah tanggal 1.1.2000 maka semuanya
akan beres dimana versi-versi BIOS mulai pertengahan tahun 1995 dapatmengatasi
Y2K seperti itu. Jika tidak maka
kemungkinan anda harus mencari sebuah BIOS-Update. Setidaknya jika anda merencanakan untuk tetap
menggunakan komputer tersebut di dalam tahun 2000 untuk mengakses data yang
sensitif dengan Y2K.
Harddisk
Digunakan untuk
mengubah setting untuk harddisk. Semua channel IDE dapat dikonfigurasikan
disini, mulai dari primary master, primary slave, sampai secondary slave. Kolom
“type” digunakan untuk menentukan parameter yang akan digunakan harddisk anda.
BIOS sudah memiliki 46 konfigurasi yang sudah tersimpan. Pilihan “None” berarti
tidak ada hard disk yang terpasang. Jika anda hanya menggunakan harddisk SCSI
pilihlah “None” di seluruh channel yang ada. “Auto” berarti akan membuat BIOS
melakukan auto deteksi ketika proses booting dilakukan. Proses auto deteksi ini
akan terus dilakukan setiap kali komputer anda melakukan booting. Pilihan ini baik dilakukan jika anda sering
membongkar/pasang harddisk. Pilihan “User” akan memberi keleluasaaan untuk
mengubah parameter harddisk secara manual, masukkanlah parameter yang diberikan
oleh harddisk ke dalam kolom-kolom yang ada. Kolom-kolom lain digunakan untuk
memasukkan data jumlah cylinder, jumlah head, jumlah SPT (sector per track),
Lzone (landing zone), dan tipe translasi (Normal, Large, LBA). Saat ini hampir
seluruh harddisk berukuran besar (di atas 528 MB) menggunakan mode translasi
LBA. Pilihlah “Auto” pada kolom “Mode”.
Drive A, Drive B
Bagian ini dapat
digunakan untuk mengkonfigurasikan floopy disk yang anda gunakan. Pilihan yang
ada akan menentukan ukuran dan kapasitas yang digunakan. Ukuran yang tersedia adalah 3.5” dan 5.25”
sedangkan kapasitasnya bervariasi mulai dari 360K, 720K, 1.2M sampai 2.88M.
Pilihlah “None” jika tidak ada disk drive yang terpasang. Pada beberapa
BIOS-setup terdapat pilihan untuk Floppy Mode 3. Floppy ini adalah floppy disk
drive yang biasa digunakan di Jepang yang
merupakan disket berukuran 3.5” dengan kapasitas 1.2MB.
Video
Setting ini
berhubungan dengan jenis kartu grafik, jadi biasanya “EGA/VGA”. Pilihan lain yang ada adalah CGA40, CGA80 dan MONO.
Halt On
Menentukan apa yang
akan menyebabkan PC anda akan berhenti bekerja (halt). Pilihan “All Errors”
merupakan pilihan yang biasa digunakan dan akan menyebabkan PC anda berhenti
jika terjadi kesalahan di segala komponen. Pilihan “All, But Keyboard” akan
mengabaikan kesalahan akibat keyboard. Pilihan-pilihan lain yang ada yaitu “No
Errors”, “All, But Diskette”, dan “All, But Disk/Key”.
Halt On
Menentukan apa yang
akan menyebabkan PC anda akan berhenti bekerja (halt). Pilihan “All Errors”
merupakan pilihan yang biasa digunakan dan akan menyebabkan PC anda berhenti
jika terjadi kesalahan di segala komponen. Pilihan “All, But Keyboard” akan
mengabaikan kesalahan akibat keyboard. Pilihan-pilihan lain yang ada yaitu “No
Errors”, “All but Diskette” dan “All, But Disk/Key”.
Memory
Ini adalah bagian
informasi memori yang terpasang pada PC anda. Base memory umumnya berukuran 640
KB, sisanya akan menjadi Extended Memory. Jika ditambahkan dengan Other Memory
akan menghasilkan total memori yang terpasang dan ditampilkan pada bagian
“Total Memory”.
v BIOS Features Setup
Virus warning
Digunakan untuk
mencegah terjadinya penulisan ke tabel partisi harddisk. Hal ini biasa
dilakukan oleh virus untuk memperbanyak dirinya. Untuk mencegah penyebaran
virus dan ketika akan melakukan instalasi sistem operasi baru, pilihlah “disabled”.
Pada keadaan “enabled”, ketika akan ada penulisan ke tabel partisi maka akan
ditampilkan pesan dalam mode teks. Ketika pesan ini muncul anda dapat menjawab
“Yes” jika anda mengijinkan penulisan tersebut dan menjawab “No” untuk mencegah
penulisan ini.
CPU Internal Cache
Digunakan untuk
meng-enable/disable CPU Internal Cache (cache memory level 1). Cache memory
level 1 umumnya berukuran 16 sampai 64 KB, separuh untuk data dan separuhnya lagi untuk kode perintah.
Pastikan pilihan ini berada pada kondisi “enabled”.
External Cache
Digunakan untuk
meng-enable/disable External Cache (cache memory level 2). Umumnya berukuran
512KB, tapi ada juga yang berukuran 64KB (untuk 386), 128KB (untuk 486 dan
Celeron seri A), 512KB (untuk Pentium dan Pentium II), 1 MB (untuk Intel Xeon
dan sebagian motherboard kelas Pentium). Seperti CPU Internal Cache, pastikan
berada pada kondisi “enabled”. Kemungkinan terdapat sebuah pilihan “External
Cache Write Mode”. Di sini dapat ditentukan apakah akses tulis akan selalu
langsung mendarat baik di dalam cache maupun di dalam main memory atau
mula-mula akan dibuffer di dalam cache untuk kemudian secara per block akan
dimasukkan ke dalam main memory. Yang terakhir disebutkan ini disebut “Write
Back” sebagai pengganti “Write Through” dan memberikan sedikit penambahan
kecepatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar